Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2022

Ramadhan #29: Hari Kemenangan

Gambar
Proses pengerjaan dari setiap postingan edisi spesial ramadhan di blog gue—dari pertama hingga saat ini—semua dikerjakan secara dadakan. Baru nemu ide langsung tulis. Baru dapat inspirasi langsung dicatat biar nggak lupa. Cuman, memang ada yang gue udah persiapkan dari jauh-jauh hari, tapi proses editing tiap postingannya tetap dadakan. Ada tiga tahap yang biasa gue lakukan dalam menulis setelah menemukan ide. Pertama, menuliskan semua yang ada di kepala gue (mau jelek, mau typo , mau nggak terstruktur, urusan nanti). Kedua, membaca ulang tulisan gue dari awal sampe akhir untuk memastikan pesan yang ingin gue sampaikan bisa mudah dipahami. Ketiga, baca ulang lagi untuk memastikan adanya kesalahan-kesalahan kecil, seperti typo . Minggu pertama gue menulis di bulan ramadhan tahun ini, masih terasa menyenangkan. Ide-idenya masih fresh . Ada banyak keresahan yang pengin gue tuangkan dalam tulisan. Semangat menulisnya pun masih berapi-api. Pokoknya nggak ada yang bisa menghalangi gue...

Ramadhan #28: Tanggung Jawab

Gambar
  Nggak kerasa ya, lebaran tinggal sebentar lagi. Kayaknya belum lama gue memikirkan ide buat postingan Ramadhan #1 . Eh, nggak taunya sekarang udah nyampe ke postingan gue yang ke dua puluh delapan. Rasanya cukup menyenangkan bisa nulis postingan edisi spesial ramadhan sampe detik ini. Sekarang gue pengin menceritakan alasan gue mau capek-capek nulis blog selama kurang-lebih tiga puluh hari penuh. Padahal yang baca aja jarang. Tapi ya, mau nggak mau tetap harus gue kerjain, karena memang gue udah terlanjur terperangkap dalam tanggung jawab ini. Blog edisi spesial ramadhan gue, semua bermula dari ketidaksengajaan. Kalo masih ada yang ingat, postingan pertama blog gue di bulan ramadhan ini menceritakan tentang: hape gue yang nggak sengaja terjatuh. Di sana gue menceritakan kronologi terjatuhnya hape gue sampe retak dan nggak bisa digunakan lagi. Itulah alasan utama gue bisa nulis blog spesial ramadhan sampe hari ini. Sebenarnya, projek blog ini udah gue rencanakan pada bulan rama...

Ramadhan #27: Bersyukur

Gambar
  Nggak banyak yang pengin gue tulis hari ini. Sekarang gue lebih ingin menuliskan rasa syukur gue atas semua berkah yang Maha Kuasa berikan kepada gue. Tentu untuk menuliskan semua berkah yang diberikan-Nya, nggak akan pernah ada habisnya. Mau gue tulisin satu-satu pun, gue nggak bakal ingat juga. Cuma bisa gue rasakan dan nikmati. Ya, apa lagi kalo bukan dengan cara bersyukur. Pertama, gue bersyukur karena gue masih bisa menjalankan ibadah puasa bersama keluarga gue di rumah. Kedua, gue bersyukur karena gue masih bisa memberi sedikit hiburan lewat setiap postingan blog edisi spesial ramadhan sampe detik ini. Ketiga, gue bersyukur gue masih bisa membantu perekonomian keluarga, meski gue masih anak kuliahan. Keempat, gue bersyukur masih punya banyak teman, meski gue jarang main (kayaknya, sih). Kelima, gue bersyukur punya pasangan yang... (biar doi sendiri yang isi). Keenam, gue bersyukur puasa gue belum ada yang bolong (seenggaknya menurut gue). Ketujuh, gue bersyukur karena seti...

Ramadhan #26: Bercermin

Gambar
  Tiap kali gue melakukan sebuah kesalahan, atau ada orang yang berbuat kesalahan kepada gue, gue suka berdiri di depan cermin untuk berdiskusi dengan bayangan gue sendiri. Mulai dari berbagi cerita random , merenungkan kesalahan-kesalahan apa aja yang telah gue lakukan terhadap orang lain, dan mempertanyakan apakah orang lain juga melakukan hal yang sama seperti yang gue lakukan (bercermin), saat mereka berbuat kesalahan terhadap gue. Bagi sebagian orang, mungkin cara yang gue lakukan agak terdengar gila. Namun, berbicara sendiri cukup bisa membuat perasaan gue lebih tenang. Kenapa, ya, teman-teman gue pada kebelet kawin? Kuliahnya aja belum selesai. Gimana bisa masuk ke jenjang yang lebih serius lagi (pernikahan), kalo salah satu tanggungjawabnya aja belum dituntaskan. Kenapa, ya, ada aja orang yang suka pamer kesedihan di media sosial. Tapi giliran dikasih nasihat, gue malah dibilang, “Sok tau lu.” Terus untuk apa lu menjelaskan panjang-lebar masalah lu di media sosial, kalo lu ...

Ramadhan #25: Sendal Jepit

Gambar
  Beberapa hari lalu, gue kehilangan sesuatu yang amat penting dan berharga. Ke mana pun gue melangkah, dia yang selalu menemani gue. Melindungi gue dari kotornya jalan, tajamnya pecahan beling, panasnya aspal di siang hari, dan beceknya jalan berlubang sehabis hujan. Gue telah kehilangan... sendal jepit. Bukan kehilangan sih, ketuker lebih tepatnya. TKP tertukarnya sendal jepit gue, tentu bukan tempat yang asing lagi di telinga banyak orang. Lokasi tersebut memang kerap terjadi penculikan sendal jepit. Minimal datang dengan sendal bagus, pulang dengan sendal gabus. Yup, apalagi kalo bukan: masjid. Gue jelaskan dulu ciri-ciri dari sendal jepit gue: Pertama, bisa dijumpai di warung manapun, kecuali warung kopi. Kedua, mereknya sangat populer dikalangan pencinta sendal jepit warungan. Ketiga, warna dasarnya berwarna hitam yang diberi sedikit aksen warna merah. Sedangkan ciri-ciri dari sendal jepit orang yang tertukar dengan sendal gue: Pertama, sama-sama bisa dijumpai di warung manap...

Ramadhan #24: Quarter Life Crisis

Gambar
  Hujan semalam membuat gue sedikit merenungkan kehidupan gue dua tahun belakangan ini. Umur gue sekarang mau hampir dua puluh empat tahun, artinya dua tahun ke belakang umur gue masih dua puluh dua tahun. Memikirkan apa sebenanya tujuan hidup gue saat itu. Iya, sekarang gue baru tau kalo fase yang gue alami dua tahun belakangan ini disebut dengan quarter life crisis . Fase di mana seseorang mempertanyakan apa tujuannya hidupnya di dunia ini. Gue jadi berpikir, apa ya, yang gue pikirkan saat itu? Hidup datar-datar aja. Nggak maju, nggak mundur. Hidup nyaman dengan apa yang gue punya. Kayaknya sih, tujuan hidup gue mulai memudar ketika awal-awal pandemi. Dua tahun lalu gue masih mempunyai api untuk menjadi seorang guru. Tapi makin ke sini, api itu udah mulai padam. Mungkin salah satu faktornya karena kuliah online . Untuk melatih kompetensi gue sebagai calon guru, tentu harus dimulai dengan banyak melakukan interaksi secara langsung terhadap orang lain. Karena kuliah online , gue ...

Ramadhan #23: Sulit Melupakan (Cerpen)

Gambar
  Jujur, aku benci mengakuinya. Aku benar-benar tak bisa melupakanmu. Mau kamu bilang aku ingkar janji, terserah, itu hakmu. Tapi sungguh, untuk janji yang satu ini, aku benar-benar tak bisa menepatinya. Kemarin, di hari ulang tahunku, saat kamu bertanya, “Gimana kalau hari ini, hari ulang tahun terakhirmu bersamaku?” Pertanyaan paling tidak tepat di hari bahagiaku. Dengan sedikit kesal aku menjawab, “Aku akan melupakanmu, selama-lamanya. Janji.” Tapi kamu malah tertawa sambil mengacak-acak rambutku. Kan, kamu tahu, aku paling benci kalau rambutku terlihat berantrakkan. Tapi itulah kebiasaanmu. Kamu paling tahu caranya bikin aku baper. *** Satu bulan lagi, hari pernikahan kita genap satu tahun. Dan di sinilah aku sekarang. Tidur-tiduran di atas kasur yang super nyaman ini. Tempat paling romantis untuk kita. Tempat kita memadu kasih. Tempat kita bertengkar. Tempat favorit kita untuk tertawa dan menangis. Dan tempat kita membicarakan mimpi-mimpi kita. Ah, aku malu menjelaskannya. Tap...

Ramadhan #22: Satu Kesempatan Lagi (Cerpen)

Gambar
  Seandainya aku tahu hal ini akan terjadi, aku pasti tidak akan pernah mengkhianatimu. Menduakanmu adalah keputusan paling naif yang pernah kupilih. Sampai pada akhirnya aku merasakan penyesalan. Dan rasanya sungguh tak teratasi. Kalau saja aku bisa mengulang waktu, aku pasti akan memperbaikinya. Aku tidak akan memilih jalan yang menyesatkan. Aku tidak akan memilih jalan menuju nafsu. Aku tidak akan memilih jalan yang hanya akan membuatku merasa kurang, hingga sulit membuatku merasa bersyukur. Setidaknya, apakah kamu bersedia memberikanku satu kesempatan lagi? Aku janji tidak akan pernah menyia-nyiakannya lagi. Janjiku kali ini, bukan hanya sekadar gombalan atau bujuk rayu agar kamu memaafkanku. Kamu boleh memarahiku, menghajarku, bahkan berkata kotor kepadaku. Selama itu bisa membuatmu memaafkanku, aku siap menerimanya. Aku bersungguh-sungguh. Aku tidak akan jatuh pada pilihan yang salah lagi. Aku ingin kita kembali bersama. Namun sepertinya, amarahmu masih meluap-luap. Terlihat ...

Ramadhan #21: Cinta dan Persahabatan (Cerpen)

Gambar
  Hmmm... Sekarang di hadapanku ada dua jalan. Tapi aku bingung harus pilih yang mana. Walaupun aku tahu, akan seperti apa ujungnya nanti. Aku sengaja membagikan cerita ini pada kalian. Siapa tau ada yang bisa memberiku saran. Biar kujelaskan dulu jalan yang pertama. Jalan pertama adalah jalan di mana aku harus jadi pendengar yang baik untuk sahabatku. Saat ini dia sedang patah hati. Setelah dia tau, laki-laki yang dicintainya, mencintai perempuan lain. Dia ada di pelukanku sekarang. Menangis di dalam kamar dari pulang sekolah, sampai langit berubah gelap. Agak berlebihan memang, tapi begitulah kenyataannya. Entah sudah berapa lembar tissue yang dia pakai untuk menyeka air matanya. Kamarnya dipenuhi sampah tissue yang masih basah, setengah kering, dan yang sudah kering kembali. Sebagian perempuan memang seperti itu, boros tissue ketika sedang patah hati. Tapi aku heran, kenapa dia sampai rela membuang-buang air matanya, hanya karena seorang laki-laki yang tidak mencintainya. Dekat ...

Ramadhan #20: Orang Asing

Gambar
  Sabtu, 28 Agustus 2021. Sekitar pukul 17.30 WIB, sepulangnya gue cukur rambut, gue melihat keponakan gue sedang bersandar di balik pintu rumah. Walaupun gue cuma melihat kaki mungilnya dari balik pintu yang sedikit terbuka, tapi gua bisa tau kalo pemilik sepasang kaki kecil itu ialah keponakan gue. Mendengar suara motor gue yang nggak asing lagi di telinganya, keponakan gue langsung ngintip dari balik pintu untuk melihat siapa yang datang. Begitu dia ngeliat gue turun dari motor, dia cuma bengong. Saat gue memberi salam, keponakan gue masih bengong. Mungkin karena gue masih pake masker, dia jadi nggak ngenalin gue. Karena gue tau keadaan gue emang lagi agak dekil. Gue langsung buru-buru cuci tangan, lalu melepas masker yang gue pakai. Tapi, setelah gue lepas masker, dia masih bengong ngeliatin gue. Nggak biasanya dia kalo ngeliat gue pulang cuma bengong. Lepas masker udah. Lepas jaket juga udah. Mungkin dia terpesona ngeliat ketampanan gue sehabis cukur rambut. Atau mungkin dia e...

Ramadhan #19: Bulu Hidung

Gambar
  Kalo Doraemon dan kantong ajaibnya beneran ada di dunia nyata, gue pengin minjem alat untuk mengendalikan bulu hidung. Soalnya gue ada sedikit masalah pribadi dengannya. Buat yang punya masalah yang sama kayak gue, sini join circle gue . Secara biologis, bulu hidung berguna untuk menyaring kotoran yang masuk lewat lubang hidung. Tapi itu cuma buat orang-orang yang bulu hidungnya cukup. Nggak kayak gue yang jumlah bulu hidungnya nggak sebanding dengan lahan yang tersedia. Jika digambarkan, suasana di dalam lubang hidung gue mirip dengan rawa. Saking banyaknya bulu-bulu yang tumbuh di hidung gue, pertumbuhannya jadi nggak beraturan. Ada yang panjangnya hampir menyentuh bibir, dan ada yang terlalu pendek kayak rumput habis diinjek-injek pemain bola. Dan keduanya nggak ada yang menguntungkan buat gue. Kalo kepanjangan, rasanya kayak ada yang gelitikin lubang hidung gue. Tapi kalo kependekan, sulit baginya untuk menyaring kotoran dari luar dengan baik. Jujur, gue lebih ngerasa kegangg...

Ramadhan #18: Question of Life

Gambar
  Kata orang, agar bisa lebih memahami kehidupan, maka kita harus paham lebih dulu dengan kehidupan kita sendiri. Untuk itu, hari ini gue iseng-iseng ngetik di kolom pencarian Google: Pertanyaan tentang kehidupan . Dan munculah sebuah artikel yang dirilis oleh IDN Times bertajuk: 10 Pertanyaan Ini Perlu Kamu Jawab untuk Memahami Hidupmu Sendiri. Dan sekarang, gue akan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam artikel tersebut. Tujuannya agar gue bisa memahami tentang makna kehidupan yang sesungguhnya. Semoga. Buat pembaca blog ini, lu boleh banget ikutan menjawabnya. Nggak mesti lu jawab di kolom komentar, karena pasti bakal terlalu panjang. Cukup lu renungkan pertanyaan-pertanyaan di bawah ini, lalu jawab dengan pikiran dan hati yang tenang. Moga-moga pertanyaan ini juga bisa membantu lu memahami tentang arti kehidupan. Let’s answer!!! 1. Apa yang paling kamu sukai dan apa hal bernilai yang sudah kamu lakukan dengan itu? Gue suka menulis. Dengan menulis, akhirnya gue bisa...

Ramadhan #17: Bersepeda di Bulan Puasa

Gambar
  Nggak kayak biasanya, gue yang setiap habis subuh pasti tidur, pagi ini gue sepedahan. Sepedahannya nggak jauh-jauh. Masih sekitaran kawasan rumah gue aja. Kayuhan sepedanya pun santai, supaya energi untuk berpuasa tetap terjaga. Tentu nggak cuma sepedahan, biar gimanapun juga, gue tetap harus cari ide buat blog edisi spesial ramadhan gue hari ini. Tapi kalo mau jujur, ini salah satu perjalanan mencari ide yang paling menyenangkan yang pernah gue rasakan. Udara sejuk dan matahari yang belum terbit sempurna, menemani gue dalam menjemput ide. Gue itu paling nggak suka kalo harus sepedahan sembari berpikir. Meskipun tujuan gue adalah mencari ide, tapi gue nggak mau kalo harus melewatkan indahnya suasana pagi. Jadi gue sepedahan sambil mencari ide dari pemandangan yang gue lihat. Sepanjang jalan, gue banyak melewati tanaman putri malu yang dibasahi embun pagi. Gue memerhatikannya dengan seksama. Melihat bagaimana cara ia menguncup jika merasa terancam. Tentu nggak ada ide yang gue h...

Ramadhan #16: Buta Media Sosial

Gambar
  Baru kemarin gue tau, kalo ternyata Instastory bisa mencantumkan link atau tautan. Sehingga orang lain bisa lebih mudah mengakses blog gue lewat story yang gue bagikan. Tinggal klik, langsung bisa masuk ke halaman blog yang ingin gue perlihatkan. Parah, parah, gue masih terlalu buta dengan media sosial. Setau gue, untuk bisa mencantumkan link di Instastory , followers gue harus mencapai angka tertentu, baru gue bisa swipe up . Asli, gue nggak tau kalo sekarang udah banyak yang berubah, dari terakhir kali gue rutin main Instagram. Dari awal gue emang jarang menggunakan fitur macam-macam yang ada di Instagram. Gue baru tau kalo ternyata ada banyak fitur yang sangat berguna sebagai media promosi. Bahkan sampe sekarang, gue nggak tau caranya memasukan backsound di tiap story yang gue unggah. Gue sering lihat teman-teman gue posting story pake lagu-lagu kekinian yang dapat memperoleh engagement dengan pengguna lainnya. Dan gue masih belum tau akan hal itu. Padahal untuk mena...

Ramadhan #15: Petasan

Gambar
  Setiap kali bulan ramadhan , ada banyak kasus kebakaran yang disebabkan oleh petasan. Akhir-akhir ini pun entah udah berupa rumah yang jadi korbannya. Pertanyaan gue, kok bisa? Kok bisa main petasan sampe kebakaran? Perasaan dulu gue main petasan, nggak pernah sampe kebakaran. Aman-aman aja. Yang terparah palingan cuma meledak di tangan. Itupun nggak sampe kebakar. Ya, melepuh sedikit it’s oke lah. Sebagai alumni pemain petasan, gue telah menganalisis beberapa faktor penyebab kebakaran yang dikarenakan petasan. Analisis ini hanya merupakan hasil pengamatan dan perkiraan gue aja. Nggak serius-serius amat, kok. Santai. Kalo mau serius, lu tanya aja sama pemadam kebakaran. Cekidot . Kurangnya pengetahuan Kalo dilihat dari perspektif yang cenderung netral, kemungkinan pertama yang menyebabkan kebakaran adalah kurangnya pengetahuan bocil-bocil tentang bahayanya petasan, dan benda-benda apa aja yang mudah terbakar. Gampangnya, ini hanyalah hasil dari ketidaksengajaan bocil-bocil...