Ramadhan #23: Sulit Melupakan (Cerpen)

 

Sumber foto: pexels.com

Jujur, aku benci mengakuinya. Aku benar-benar tak bisa melupakanmu. Mau kamu bilang aku ingkar janji, terserah, itu hakmu. Tapi sungguh, untuk janji yang satu ini, aku benar-benar tak bisa menepatinya.

Kemarin, di hari ulang tahunku, saat kamu bertanya, “Gimana kalau hari ini, hari ulang tahun terakhirmu bersamaku?” Pertanyaan paling tidak tepat di hari bahagiaku.

Dengan sedikit kesal aku menjawab, “Aku akan melupakanmu, selama-lamanya. Janji.” Tapi kamu malah tertawa sambil mengacak-acak rambutku.

Kan, kamu tahu, aku paling benci kalau rambutku terlihat berantrakkan. Tapi itulah kebiasaanmu. Kamu paling tahu caranya bikin aku baper.

***

Satu bulan lagi, hari pernikahan kita genap satu tahun.

Dan di sinilah aku sekarang. Tidur-tiduran di atas kasur yang super nyaman ini. Tempat paling romantis untuk kita. Tempat kita memadu kasih. Tempat kita bertengkar. Tempat favorit kita untuk tertawa dan menangis. Dan tempat kita membicarakan mimpi-mimpi kita. Ah, aku malu menjelaskannya.

Tapi kamu tahu, hal apa yang membuatku sulit melupakanmu?

Aroma khas tubuhmu masih tercium sangat jelas di kasur ini. Tempatku sekarang bersembunyi di balik selimut. Melapas air mata yang tidak ada habisnya, setelah kepergianmu kemarin...

untuk selama-lamanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan #20: Orang Asing

2 Tak (Tuyul Sekolah)