Ramadhan #29: Hari Kemenangan
Proses pengerjaan dari setiap postingan edisi spesial ramadhan di blog gue—dari pertama hingga
saat ini—semua dikerjakan secara dadakan. Baru nemu ide langsung tulis. Baru
dapat inspirasi langsung dicatat biar nggak lupa. Cuman, memang ada yang gue
udah persiapkan dari jauh-jauh hari, tapi proses editing tiap postingannya tetap dadakan.
Ada tiga tahap yang biasa gue lakukan dalam menulis
setelah menemukan ide. Pertama, menuliskan semua yang ada di kepala gue (mau jelek,
mau typo, mau nggak terstruktur, urusan
nanti). Kedua, membaca ulang tulisan gue dari awal sampe akhir untuk memastikan
pesan yang ingin gue sampaikan bisa mudah dipahami. Ketiga, baca ulang lagi
untuk memastikan adanya kesalahan-kesalahan kecil, seperti typo.
Minggu pertama gue menulis di bulan ramadhan tahun ini, masih terasa menyenangkan. Ide-idenya masih fresh. Ada banyak keresahan yang pengin
gue tuangkan dalam tulisan. Semangat menulisnya pun masih berapi-api. Pokoknya
nggak ada yang bisa menghalangi gue dalam menulis. Bahkan tugas kuliah
sekalipun.
Gue masih sangat memprioritaskan blog gue ketimbang urusan
lainnya. Nulis dulu, baru ngerjain yang
lain.
Masuk minggu kedua. Gue mulai menghadapi ganguan mental
akut yang orang-orang sering sebut sebagai: males gerak alias mager. Idenya ada,
cuman males buka laptop. Dari yang tadinya apa-apa nulis dulu baru ngerjain yang
lain, berubah menjadi ngerjain yang lain dulu baru tidur (nggak nulis soalnya
udah kecapean). Makanya nggak heran, kalo di minggu-minggu kedua, gue sering
telat upload.
Di minggu-minggu ini, kadang gue merasa ingin menyerah. Membayangkan
nulis tiga puluh ide yang berbeda setiap harinya, rasanya bikin kepala gue mau
pecah. Nggak ada yang lebih buruk, dari tekanan yang dibuat berdasakan
keputusan dan komitmen diri sendiri.
Masuk minggu ketiga, ide-ide di kepala gue mulai macet, sampe
gue harus mencari inspirasi lewat media sosial dan jalan-jalan ke luar rumah. Seperti
yang pernah gue bilang sebelunya, nulis sebenarnya
gampang asal ada ide. Jadi gue mau nggak mau harus menjemput ide secara
paksa.
Gue tau ide bisa datang dari mana aja. Asalkan gue
bersungguh-sungguh menjemputnya, pasti ide nggak akan pernah habis. Tapi
terkadang, ide-ide yang muncul di kepala gue agak nggak layak untuk diposting. Karena
satu dan lain hal, banyak dari tulisan gue yang cuma disimpan di jurnal pribadi
gue. Mungkin sewaktu-waktu bakal gue posting, tapi nggak janji.
Yang lebih sulit lagi adalah, memikirkan gimana caranya
agar pesan yang ingin gue sampaikan lewat tiap postingan bisa diterima dengan
baik oleh pembaca. Gue merasa seperti ada sebuah tanggung jawab yang harus gue
siratkan untuk menambah value di
setiap tulisan gue—yang siapa tau bisa bermanfaat dan menginspirasi pembaca
blog ini.
Masuk minggu keempat, semangat menulis gue mulai kembali.
Bukan karena kebanyakan ide, tapi karena nanggung. Mau berhenti, tanggung. Mau
lanjut, mikir-mikir. Cuman di minggu ini, gue merasa lebih santai aja dalam
menulis. Gue akan menulis dan posting kapanpun gue mau. Nggak terikat lagi oleh
waktu. Makanya akhir-akhir ini tulisan gue lebih straight to the point, alias singkat, padat, dan jelas.
Sampailah gue di postingan terakhir edisi spesial ramadhan tahun ini. Kalo diingat-ingat
ke belakang, rasanya waktu berjalan sangat cepat. Setiap proses yang gue jalani
untuk bisa sampe di titik ini nggak mudah. Ada banyak hambatan yang harus gue
hadapi, baik dari dalam diri gue sendiri maupun dari luar. Jika apa yang gue
kerjakan untuk blog ini bisa diucapkan dalam satu kata, gue akan bilang, “JUARA.”
Karena gue berhasil memenangkan tantangan yang gue buat sendiri. Gue juaranya di sini.
Besok udah lebaran. Selain akan menjadi hari kemenangan
bagi umat muslim, lebaran tahun ini juga menjadi hari kemenangan yang personal
buat gue. Sekaligus, gue dan segenap keluarga besar, ingin mengucapkan, “Minal ‘Aidin wal-Faizin. Mohon dibukakan
pintu maaf yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT menerima amal dan ibadah
yang kita kerjakan di bulan suci ramadhan
tahun ini, dan di tahun-tahun berikutnya.”
Sedangkan dari gue pribadi, gue ingin mengucapkan banyak-banyak
terima kasih kepada para pembaca blog ini yang telah bersedia meluangkan
waktunya untuk membaca curahan hati gue setiap harinya. Gue sangat bahagia bisa
menceritakan semua yang ada di pikiran dan hati gue kepada kalian.
Komentar
Posting Komentar