Ramadhan #17: Bersepeda di Bulan Puasa
Nggak kayak biasanya, gue yang setiap habis subuh pasti
tidur, pagi ini gue sepedahan. Sepedahannya nggak jauh-jauh. Masih sekitaran
kawasan rumah gue aja. Kayuhan sepedanya pun santai, supaya energi untuk
berpuasa tetap terjaga.
Tentu nggak cuma sepedahan, biar gimanapun juga, gue
tetap harus cari ide buat blog edisi spesial ramadhan gue hari ini. Tapi kalo mau jujur, ini salah satu
perjalanan mencari ide yang paling menyenangkan yang pernah gue rasakan. Udara
sejuk dan matahari yang belum terbit sempurna, menemani gue dalam menjemput
ide.
Gue itu paling nggak suka kalo harus sepedahan sembari
berpikir. Meskipun tujuan gue adalah mencari ide, tapi gue nggak mau kalo harus
melewatkan indahnya suasana pagi. Jadi gue sepedahan sambil mencari ide dari
pemandangan yang gue lihat.
Sepanjang jalan, gue banyak melewati tanaman putri malu
yang dibasahi embun pagi. Gue memerhatikannya dengan seksama. Melihat bagaimana
cara ia menguncup jika merasa terancam. Tentu nggak ada ide yang gue hasilkan
darinya. Yang ada, semakin lama gue memandanginya, malah semakin banyak
orang-orang lewat yang memandangi gue dengan tatapan heran. Nih abang-abang ngapain ya, jongkok di pinggir
jalan sambil ngeliatin rumput? Mungkin begitu pikir mereka. Kan jadinya gue
yang malu.
Gue juga banyak melihat hewan yang hendak mencari makan
di pagi hari, seperti ayam, entog, bebek, dan angsa. Di antara keempat unggas
tersebut, hewan yang paling misterius di
mata gue adalah entog, karena gue belum tau cita rasanya saat dimakan. Yang
paling menyebalkan adalah ayam dan angsa. Kalo ayam, walaupun doi merupakan
salah satu makanan favorit gue, yang paling nggak gue suka darinya adalah
ketika gue sedang mengendarai motor, terus dia tiba-tiba nyebrang sembarangan.
Sedangkan angsa atau soang, nggak bisa lihat orang lewat sedikit di depan
matanya, pasti doi langsung nyosor. Sementara bebek, gue nggak punya masalah pribadi
dengannya, kecuali satu: tainya.
Perjalanan gue mencari ide masih belum berakhir. Kalo
dari tanaman dan hewan yang gue jumpai nggak bisa memberi gue ide, biasanya gue
memerhatikan perilaku manusia yang gue temui. Ada yang lagi OTW warung buat
belanja. Ada yang lagi manasin motor tapi nggak pergi ke mana-mana. Ada yang
lagi mandiin burung. Dan ada yang cuma bengong dengan tatapan kosong. Jujur,
gue lebih tertarik dengan perilaku orang yang bengong pagi-pagi. Karena gue
penasaran dengan apa yang ia pikirkan sampe membuatnya bengong. Tapi yang jadi
masalah ialah ketika doi sadar bahwa gue sedang memerhatikannya. Pilihannya cuma
dua: dia atau gue yang salting.
Sama ada satu manusia lagi yang gue temui di perjalanan,
yaitu: orang yang rajin lari pagi meski sedang berpuasa. Asli, gue respect banget dengan jenis manusia yang
satu ini. Gue nggak kenal dia, dan gue juga nggak tau dia puasa atau nggak. Tetapi
siapapun dia, lu nggak ada lawan.
Salah satu alasan gue sepedahan di bulan puasa adalah
kerena gue terinspirasi dengan jenis manusia yang tetap rajin berolahraga,
apapun dan gimanapun situasinya. Di mata gue, orang-orang seperti ini nampak
keren. Seolah nggak ada yang bisa menghalanginya untuk tetap hidup sehat.
Hormat dari gue.
Tapi kayaknya, gaya hidup sehat lu nggak cocok buat orang
kayak gue. Soalnya, usai gue sepedahan, gue ngerasa capek banget. Haus. Padahal
gue cuma sepedahan santai, kok gue bisa secapek ini? Sialan.
Tulisan ini gue selesaikan pada pukul 08.00 WIB. Artinya,
masih ada waktu sekitar sepuluh jam sebelum adzan maghrib berkumandang. Dan gue
masih harus bertahan hidup selama itu, tanpa air setetes pun. Kayaknya, lain
kali gue nggak bakal mencari ide dengan cara dan situasi seperti ini lagi.
CAPEK WOY!!!
Tolong gue, tolong.
Gue haaauuuuus.
Gue butuh minum.
Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaah.
Gajelas wkwkwkwk
BalasHapus