Day 29 #30DaysWritingChallenge

 My Goals For The Future


Sapanjang challenge ini ditulis dan dibaca, harusnya sih udah ketebak ya goals gue di masa depan itu apa. Karena kebanyakan dari tulisan-tulisan yang gue bikin berisi hal-hal yang gue suka, cerita keseharian gue, juga harapan-harapan gue. Jadi ya... kalau mau tau goals gue di masa yang akan datang, tinggal baca ulang aja postingan-postingan gue.

Tapi masa cuma satu paragraf tulisan gue hari ini? Nggak seru banget, ya. Padahalkan ini tantangan. Kalau yang namanya tantangan bisa dilewati dengan mudah, namanya bukan lagi tantangan dong. Kalau begitu, gue tulis satu lagi goals gue yang sebenarnya pengin gue simpan, biar nggak banyak yang tau. Biar pas goals gue tercapai jadi kejutan. Tapi gak papa, gue kasih tau aja sekarang.

Ada yang bisa nebak goals gue di tahun ini apa? Dengan membaca dan memaknai tulisan-tulisan gue harusnya kalian udah tau apa harapan gue. Yup, bisa menerbitkan buku. Impian yang semua penulis harapkan. Nggak ada penulis yang nggak pengin kalau tulisannya bisa diterbitin. Kalaupun ada, ya paling doi cuma sekadar hobi nulis aja. Nulis buat dirinya sendiri, nggak kepengin orang-orang baca tulisannya. Kayak pas gue awal-awal suka nulis. Senangnya nulis buat konsumsi pribadi aja.

Tujuan gue pengin tulisan gue dijadikan buku dan diterbitkan, sangat sederhana. Hanya untuk pembuktian buat diri gue sendiri, apakah nulis benar-benar hal yang gue suka. Gue pengin ada hasil yang bisa memberikan gue bukti bahwa gue nggak salah memilih nulis sebagai hobi gue. Nggak muluk-muluk kok. Gue nulis bukan untuk mendapat pengakuan dan respect dari orang lain. Apa lagi soal uang. Bukan. Tapi ya kalau bisa menghasilkan uang, ya gue nggak nolak juga. Cuman bukan jadi prioritas utama gue.

Sebab perjuangan gue untuk menemukan keahlian seorang diri nggak mudah. Dari kecil sampai remaja, gue nggak pernah tau bakat gue apa. Keahlian gue apa. Bahkan gue nggak tau hobi gue apa, selain makan, tidur, dan main. Nggak tau kesukaan gue terhadap apa. Bisa sampai di titik ini, titik di mana akhirnya gue tau apa yang gue minati. Nulis. Gue merasa mendapatkan kebahagiaan dari sini. Apalagi kalau sampai ada yang baca dan mendapat manfaat dari tulisan gue, rasanya membahagiakan banget.

Nggak banyak orang yang support gue dalam menulis. Bahkan orang tua gue aja nggak tau kalau anaknya suka nulis. Setiap nyokap ke kamar, dan melihat gue sedang berhadapan dengan laptop, paling dia nyangkanya gue cuma lagi ngerjain tugas. Ya, gue nggak menyalahkan mereka. Memang gue aja yang nggak pernah kasih tau mereka, hobi apa yang sedang gue geluti. Selama mereka nggak mengatur-atur kesukaan dan ketidaksukaan gue terhadap sesuatu, membebaskan gue memilih mau jadi apa gue nanti, gue udah sangat bersyukur.

Untuk mencapai goals gue tadi, tentu gue masih perlu banyak belajar, banyak baca, dan konsisten. Berani muncul di permukaan, agar orang-orang tau siapa gue dan seperti apa tulisan gue. Percuma gue banyak nulis, tapi nggak satu pun tulisan gue diperkenalkan. Nggak akan ada orang yang tau, apalagi mau nerbitin tulisan gue. Di tahun ini gue akan lebih tekun menulis dan memperkenalkan tulisan gue, lewat media-media yang cocok, dan yang tersedia saat ini.

Gue bilang begitu, bukan berarti gue nggak pernah mencobanya. Pernah sekali gue mengirimkan tulisan gue ke penerbit, namun memang belum rezekinya aja. Gue udah giat menulis, menuangkan ide dan gagasan gue lewat tulisan, sampai rela menunggu respon dari pihak penerbit selama tiga bulan, dan hasilnya nihil. Tapi seenggaknya, masih ada secercah kebanggan buat gue, karena pernah mencobanya. Jadi gue nggak menyesal sama sekali. Gue hanya perlu mencobanya lagi, lagi, dan lagi.

Entah kapan tulisan gue bisa diterbitkan, yang jelas gue hanya perlu bekerja lebih keras lagi dari sebelumnya. Mungkin di mata gue, usaha yang gue lakukan sebelumnya udah maksimal. Tapi mungkin di mata semesta, usaha gue belum ada apa-apanya. Gue hanya perlu terus mencoba dan mencobanya lagi, sampai waktunya tiba. Agar gue bisa semakin mengerti arti dari sebuah perjuangan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan #23: Sulit Melupakan (Cerpen)

Ramadhan #20: Orang Asing

2 Tak (Tuyul Sekolah)