Day 18 #30DaysWritingChallenge

 Facts About Myself


Disuruh nulis fakta tentang gue sendiri, berasa superstar kali gue, ya. Kalau orang-orang terkenal sih gapapa jelasin fakta tentang dirinya. Karena mereka punya fans; penting bagi mereka untuk tau fakta seputar idolanya. Lah gue siapa? Ha ha ha. Tapi gapapa, gue akan coba memposisikan diri gue sebagai orang terkenal. Siapa tau jadi doa. Tulisan-tulisan gue dijadiin buku, terkenal, dan hidup bergelimang harta. He he he. Malah jadi halu.

Oke, langsung aja. Inilah fakta-fakta nggak penting tentang gue:

Nggak suka makan mie pakai nasi

Nggak seperti kebanyakan orang yang suka banget makan mie pakai nasi, karena kalau nggak pakai nasi nggak afdol katanya. Gue sendiri nggak mempermasalahkan selera mereka. Dan bukan karena alasan karbo ditambah karbo yang bikin orang jadi cepat gemuk. Ini cuma masalah selera aja. Emang gue-nya aja yang ngerasa mie pakai nasi nggak cocok.

Suka ngomong sendiri

Kalau kalian baca postingan Day 1-Describe Your Personality, kalian pasti tau kenapa alasan gue suka ngomong sendiri. Karena masih ada hubungannya. Cus langsung aja dibaca.

Pernah bawa ular liar ke sekolah

Kejadiannya waktu gue masih SD. Gue dan teman gue menemukan seekor ular yang sedang sekarat. Singkat cerita ular tersebut kami bawa pulang, dan tau-tau paginya udah sehat. Otak jail gue ngide buat bawa ular itu ke sekolah buat nakut-nakutin teman-teman di sekolah gue. Sampai akhirnya ketahuan oleh guru agama, kepala ular tersebut dipotong, dan nama gue terkenal di rapat akhir semester.

Pernah kena hipnotis

Kalau ini kejadiannya pas gue SMP. Sewaktu-waktu gue dan teman-teman gue ingin pergi jalan-jalan ke Kota Tua di Jakarta. Sebelum naik kereta dari Depok menuju Jakarta, gue dan teman-teman gue didatangi oleh dua orang yang nggak dikenal. Mereka datang dengan alasan minta bantuan kami menyelamatkan keluarganya yang sedang dipukuli preman di dalam sebuah mal dekat stasiun. Entah apa yang mempengaruhi kami pada saat itu sehingga kami menuruti ajakan kedua orang nggak dikenal itu.

Singkat cerita, teman-teman gue yang berbadan besar dibawa oleh salah satu dari orang yang nggak dikenal itu. Sedangkan gue dan satu teman gue yang berbadan mungil, dibawa oleh orang yang satunya. Tapi sebelum dipisahkan, orang nggak dikenal itu minta teman-teman gue yang berbadan besar menitipkan hpnya ke gue. kebetulan gue membawa tas selempang berukuran kecil saat itu. Lalu kami pun terpisah jadi dua kelompok; kelompok titan dan kelompok semut.

Setelah dibawa keliling mal, gue dan teman gue yang berbadan mini juga dipisahkan. Teman gue dibiarkan sendiri di suatu tempat. Sedangkan gue dibawa oleh orang asing itu ke tempat lain. Dari situ gue nggak ingat lagi kejadiannya seperti apa. Yang gue ingat, gue sedang duduk bengong di dekat ruko kacamata. Sampai akhirnya teman gue satu-satunya yang berbedan kecil seperti gue menemukan gue. Setelah itu baru gue sadar, bahwa sebagian hp teman-teman gue udah nggak ada. Hp gue aman, karena gue menaruhnya di kantong rahasia celana gue. Entah gue ditipu atau benar dihipnotis. Gue nggak ingat jelas kejadiannya. Yang jelas, gue merasa beruntung karena adanya kejadian itu, nggak membuat gue dan teman-teman gue saling menyalahkan satu sama lain. Kami ikhlas karena sadar bahwa ini murni kesalahan bersama. Sehingga nggak ada yang namanya perselisihan di antara kami, dan sampai sekarang pertemanan kami masih baik-baik aja.

Pernah jualan dorayaki di sekolah

Kali ini sewaktu gue duduk di bangku sekolah menengah atas. Senior paskib gue menitipkan jualan kakaknya (dorayaki) kepada gue untuk dijual di sekolah. Lalu hasil penjualannya dibagi dengan adil. Lumayan buat nambah-nambah duit jajan. Berkat berjualan dorayaki, di SMA gue di kenal sebagai: Kak Dorayaki.

Alergi udang

Gue nggak tau ini fakta yang menarik atau nggak, tapi gapapa deh, gue kasih tau aja. Alergi gue ini udah ditahap nggak bisa dikontrol lagi. Kata orang, alergi itu masalah sugesti. Oke, gue terima saran tersebut. Tapi pernah ada satu kejadian, di mana gue makan olahan udang yang berbentuk katsu di salah satu restoran jepang. Kebayang kan sama bentuknya? Udah nggak ada udang-udangnya lagi. Otomatis gue sama sekali nggak mengira bahwa makanan itu terbuat dari udang. Dan hasilnya sangat membagongkan; badan gue merah-merah, bentol, dan bibir gue bengkak selama dua hari. Sial.

Suka nonton sinetron

Terserah orang mau bilang sinetron-sinetron di Indonesia nggak ada yang mendidik. Karena tujuan utama dibuatnya sinetron emang bukan untuk mendidik, melainkan hanya hiburan semata. Kalau kebetulan medidik, ya tentu ada nilai plus. Tapi di mata gue, sinetron ada emang bukan untuk mencerdaskan bangsa.

Fans garis keras sambal kacang

Gue nggak tau kenapa, ya, setiap makanan yang disiram sambal kacang rasanya selalu enak. Dari ketoprak, gado-gado, sate, sampai nasi pecel selalu jadi makanan favorit gue sepanjang masa. Pokoknya nggak ada yang lebih mencintai sambal kacang daripada gue.

Pernah jadi comic di sekolah

Saat gue duduk di kelas satu SMA, gue juga cukup dikenal sebagai comic atau stand up comedian. Berawal dari tugas membuat cerita pendek oleh guru bahasa indonesia, yang kemudian wajib dibacakan di depan kelas. Tapi karena kebetulan saat itu gue belum ngerjain tugas, jadi gue cuma menuliskan poin-poin penting materi stand up gue. Alhasil, karena banyak yang suka sama stand up gue, dan banyak yang ketawa juga, semenjak itu gue selalu jadi perwakilan kelas setiap ada lomba stand up di sekolah. Gue lumayan lucu, tapi nggak pernah menang. Soalnya ada kakak kelas yang jauh lebih lucu lagi. Tapi gapapa, itu salah satu pengalaman yang paling membanggakan buat gue.

Suka mengerjakan sesuatu setengah-setengah

Sebenarnya pada tantangan hari ini gue dituntut untuk menuliskan tiga puluh fakta tentang gue. TIGA PULUH. Tapi gue rasa sepuluh aja udah lebih dari cukup. Dari situ aja udah jelas betapa sukanya gue mengerjakan sesuatu hanya setengah-setengah. Bahkan fakta-fakta yang gue tulis nggak sampai setengahnya. Jangan dicontoh ya teman-teman.

Udah segitu aja fakta-fakta tentang gue. Sangat nggak penting dan nggak ada manfaatnya untuk diketahui bukan? Tapi gue tetap harus berterimakasih buat kalian yang bersedia meluangkan waktu lu cuma untuk baca tulisan ini. Terima kasih. Sekali lagi, terima kasih teman-teman.

Bye.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan #23: Sulit Melupakan (Cerpen)

Ramadhan #20: Orang Asing

2 Tak (Tuyul Sekolah)