Day 14 #30DaysWritingChallenge

 Describe Your Style


Gue bukan orang yang kebanyakan gaya. Bisa dilihat dari cara gue berpakaian. Gue hanya mengenakan pakaian yang nyaman dipakai dan dipandang. Dari ujung rambut sampai ujung kaki semua serba secukupnya. Model rambut cukup bilang ke tukang cukurnya, “Bang, rapihin.” Nggak memakai aksesoris selain jam tangan, seperti cincin, gelang, dan kalung. Nggak memakai barang-barang branded karena memang nggak punya. Nggak ada yang mencolok dari apa-apa yang gue kenakan.

Cara gue berpakaian, memberi gambaran besar terhadap sikap dan perilaku gue yang juga sederhana. Nggak pernah memaksakan sesuatu hanya untuk terlihat wah. Gue lebih suka bergerak tanpa diketahui banyak orang. Mau hasilnya berdampak besar atau nggak, hanya berpengaruh untuk diri gue sendiri atau untuk orang lain juga, bagi gue itu hanyalah bonus. Gue nggak pernah meniatkan diri untuk apapun yang gue lakukan, agar punya dampak besar atau pengaruh untuk orang lain.

Enggan mencampuri urusan orang lain, karena gue juga nggak pengin orang lain mencampuri urusin gue. Biarkan apa-apa yang gue benci dan senangi menjadi urusan gue. Serta membiarkan apa-apa yang orang lain senangi dan benci menjadi urusannya masing-masing.

Hidup secukupnya tanpa harus dilebih-lebihkan. Mungkin di era media sosial seperti sekarang, sudah terlalu banyak yang dilebih-lebihkan, sampai-sampai kita nggak tau mana yang asli dan mana yang palsu. Apakah di medsos orang-orang benar-benar bahagia atau nggak. Apakah orang-orang di medsos benar-benar menderita atau nggak. Walaupun nggak menampik kemungkinan bahwa semua orang butuh atensi dari luar. Namun, akan lebih baik jika semua orang nggak perlu melebih-lebihkan sesuatu agar bisa mendapatkan perhatian. Menjauhi sifat melebih-lebihkan, adalah prinsip yang sudah gue tanam sejak kecil.

Cara gue mengaktualisasikan diri nggak ada yang istimewa di mata orang lain. Seperti yang sedang kalian baca ini. Tulisan gue ini. Bagi kebanyakan orang, menulis, membaca, bukan lagi hal spesial. Itu semua mungkin dianggap udah ketinggalan zaman. Tapi bagi gue, ini sesuatu yang amat membanggakan. Nggak ada niatan sedikitpun gue untuk terlihat berbeda dari kebanyakan orang. Gue hanya menjalani apa yang gue suka, dan sebaik mungkin nggak mengganggu kesenangan orang lain. Dengan cara seperti inilah gue menjalani hidup.

Secukupnya, seadanya, dan sewajarnya. Ini gaya gue.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan #23: Sulit Melupakan (Cerpen)

Ramadhan #20: Orang Asing

2 Tak (Tuyul Sekolah)