Pendahuluan

Tak kenal, maka tak sayang. Kalimat monoton yang sering banget gue denger kalo memasuki tahun ajaran baru di sekolah. Kalimat yang sering banget diucapin, sama orang-orang yang nggak tau caranya memulai sebuah pertemuan. Tapi kalian tenang aja, gue nggak akan menggunakan kalimat membosankan itu, untuk mengawali Blog gue ini.

Halo, semua! Gue Dody. Buat yang udah kenal gue, pasti udah nggak asing lagi dengan manusia yang satu ini. Orangnya emang ada-ada aja. Tapi nggak masalah, gue bakalan tetap menyambut kalian dengan tangan terbuka. Dan selamat datang di rumah baru gue.

Buat yang baru kenal dan bersedia bergabung di Blog ini, salam kenal. Gue ulangi sekali lagi. Gue Dody. Nama panjang gue, Dody Seftian. Dari dulu sampe sekarang, gue masih manusia. Nggak berevolusi kok, jadi mutan. Walaupun gue orangnya nggak begitu tinggi, tapi gue bisa membuktikan pada dunia, bahwa gue mampu bertahan hidup sampe sekarang. Nggak kayak Jerapah leher pendek, yang punah gara-gara nggak bisa makan tanaman yang ada di atas pohon. Kasian dia, nggak bisa ikutan lomba makan kerupuk pas 17-an.

Itu aja yang perlu kalian tau tentang diri gue. Karena kalo kalian bersedia meluangkan waktu berharga milik kalian untuk terus ngikutin Blog gue, kalian akan semakin kenal gue orangnya kayak apa. Tapi yang perlu kalian ingat, gue cuma anak baru dalam dunia per-Blog-an yang fana ini.

Biasanya kalo di sekolah, untuk memulai pertemuan pertama, kita kenalan dulu. ”Halo, semua! Nama kalian siapa? Kok, nggak ada yang jawab? Namanya beda-beda, ya? Makanya, kalo punya nama tuh yang sama. Jadi gue nggak perlu capek-capek buat hafalin nama kalian satu per satu.” Paham, ‘kan?

Oke, kalo gitu. “Ngomong-ngomong, kalian pada tinggal di mana, nih?” Barang kali, ada yang tinggal di Wakanda. Nanti gue bakal terjemahin Blog gue ini, dengan bahasa di sana. Nah, sedangkan buat para pembaca dari Indonesia, kalian cuma perlu duduk manis di singgasana kalian, sambil nyemilin yang manis-manis. Supaya kalian nggak mual, setelah membaca tulisan gue di Blog ini.

Kalo baru kenal, biasanya tuh suka canggung sama temen-temen baru. Tapi gue bakal ngubah kebiasaan yang nggak patut dicontoh itu, dengan cara: sok kenal, sok deket. Karena gue cowok profesional, gue akan mulai berkenalan dengan cewek-ceweknya dulu. Khususnya yang paling cakep. Yang biasa jadi kembang desa di angkatan. :p

Dan satu lagi, biasanya pada pertemuan pertama di sekolah itu, cuma pengenalan materi, dan langsung pulang. Tapi jangan, nanti lu semua malah langsung keluar dari Blog ini, lagi. Gara-gara baca pernyataan gue yang barusan. Baca aja dulu sampe selesai. Lagipula, gue yakin, orang-orang yang baca Blog gue ini, cuma sekadar iseng-iseng dan emang lagi nggak ada kerjaan aja.

Di pertemuan pertama, kalo sama guru atau dosen yang nggak asik, biasanya langsung belajar. Berhubung gue anak baik, jadi gue bakal ngelakuin hal yang sama kayak pengajar-pengajar yang nggak asik itu. Jadi, langsung aja kita masuk ke materi. Harap dibaca sampe selesai dan bagikan postingan ini ke sepuluh teman kalian. Jika tidak, seluruh keluarga kalian akan… (silahkan isi sendiri).

Untuk materi pertama, gue akan mulai dengan ngebahas tentang alasan gue nulis Blog. Pertama, gue nulis Blog ini karena menurut gue, Blog adalah media yang tepat untuk berbagi. Berbagi pikiran, berbagi pengalaman, dan berbagi ke sesama manusia. Yang ngerasa manusia, angkat tangannya!

Selain itu, gue nulis Blog cuma sekadar mengisi waktu luang gue yang teramat sangat luang. Sebagai mahasiswa yang lagi libur semester, kerjaan gue sehari-hari, cuma bangun, tidur lagi, bangun nggak tidur-tidur, dan tidur nggak bangun-bangun (jangan berpikir kalo gue udah mati). Nggak cuma gue, di Indonesia sendiri, kegiatan tersebut juga udah melekat sebagai suatu budaya di masyarakat. Jadi, kalo gue terus-terusan mempertahankan semua kegiatan yang gue sebutin tadi, gue bisa disebut sebagai seorang Budayawan. Yes!

Balik lagi ke alasan yang pertama. Gue nulis Blog ini, karena menurut gue, Blog adalah media yang tepat buat orang-orang kayak gue untuk berbagi. Buat gue yang nggak terbiasa merekam setiap momen yang terjadi di hidup gue dengan teknologi yang disebut dengan kamera, Blog ini adalah tempat yang tepat untuk berbagi cerita dan pengalaman. Dengan nulis Blog, gue bisa lebih leluasa dan percaya diri buat menceritakan segala sesuatu yang ada di pikiran gue. Dan dengan nulis Blog, gue bisa punya semacam jejak digital untuk merekam setiap momen terbaik di hidup gue dalam bentuk tulisan. Jadi, sepuluh, dua puluh, atau tiga puluh tahun ke depan, gue bisa mengenang semua tulisan yang gue tulis di hari ini dan di hari berikutnya.

Intinya, bagi gue pribadi, nggak semua momen dalam hidup bisa direkam dan dibagikan sesuka hati. Bahkan, sampe membagikan momen dengan tujuan untuk memperoleh atensi dari orang lain. Buat orang-orang kayak gue, merekam setiap momen dalam hidup, nggak harus dengan kamera. Bisa dengan tulisan ataupun lukisan. Yang terpenting, bukan masalah seberapa banyak momen yang bisa kita abadikan, tapi seberapa banyak momen yang bisa kita kenang dan ingat sepanjang hayat. #asik

Beda cerita dengan Blog gue ini. Walaupun Blog itu dibuat emang untuk dibagikan dan untuk menarik atensi dari orang lain, tapi dalam membuat blog ini, gue perlu mempersiapkan banyak hal. Kayak ide cerita, bikin mind maping dulu, bikin konsep dulu, meriksa penggunaan tanda baca yang baik dan benar dulu, supaya para pembaca Blog ini bisa paham dengan apa yang gue tulis. Jadi secara harfiah, apa pun yang gue tulis di Blog ini adalah sebuah karya. Dan sebuah karya, selalu layak dan pantas untuk dibagikan.

Terus, alasan kenapa gue bisa punya minat untuk masuk ke dalam dunia tulis-menulis ini adalah karena gue suka baca buku. Daripada gue bacain tulisan orang lain mulu, mending gue coba buat nulis tulisan gue sendiri. Ya, ‘kan? Lumayanlah, jadi bisa lebih produktif, walaupun lagi libur dan di rumah aja.

Buat temen-temen lama gue di SMP ataupun di SMA, gue tau, pas kalian baca tulisan gue barusan akan timbul rasa ingin nyeburin gue ke dalem comberan. Karena kalian tau, gue nggak mungkin baca buku kalo nggak disuruh sama guru. Gue ngerti perasaan kalian. Tapi yang kalian nggak tau adalah gue itu sangat suka baca dari dulu. Ya, walaupun cuma bacain surat panggilan dari sekolah, karena belum bayar tunggakan. Dan bacain surat dari penggemar yang ditulis sama temen gue, atas perintah langsung dari gue, supaya seolah-olah gue punya penggemar. Sama aja, ‘kan?  Yang penting judulnya sama-sama baca.

Beda dari yang dulu. Sekarang, gue orangnya suka baca buku, tapi nggak suka baca buku formal kayak buku pelajaran. Bukannya pengin keliatan pinter karena suka baca buku, tapi karena gue nggak punya hobi kayak cowok-cowok normal pada umumnya. Hobi bola… gue nggak ngerti dan nggak bisa main bola. Hobi motoran… gue cuman bisa bawanya doang. Hobi traveling… males keluar rumah. Ya, begitulah gue. Makanya gue suka baca buku, karena menurut gue baca buku adalah hobi yang paling bersahabat sama kepribadian gue.

Sedangkan manfaat yang gue dapet dari suka baca buku, ya… banyak. Kalo gue bilang baca buku jadi nambah wawasan, klise. Kalo gue bilang baca buku jadi lebih berguna buat masa depan, klise. Kalo gue bilang baca buku jadi lebih berguna buat bangsa, juga klise. Kalo gue ngingetin orang buat baca buku, nanti gue dibilang… sok pinter. Ya, udalah. Lakuin aja apa pun yang kalian suka. Selama itu positif (bukan positif Covid, ya).

Nah, berhubung gue udah bingung mau nulis apa lagi, mending gue tutup aja Blog pertama ini dengan mengucap, ALHAMDU…. Ya, walaupun sebenernya emang nggak ada yang penting, sih. Namanya juga pertemuan pertama. Penting buat diingat, tapi nggak begitu penting buat dibahas.

Dan gue ulangin sekali lagi, untuk menutup Blog pertama gue hari ini, supaya keliatan lebih manis. Gue mau mengutip sebuah ungkapan yang gue dapet dari salah satu buku yang akhir-akhir ini lagi gue baca. Sekaligus, ungkapan yang mendorong gue buat menulis. Begini kalimatnya, “Jika anda mendapatkan sebuah cerita, jagalah sebaik-baiknya. Belajarlah untuk menyampaikannya kepada orang yang membutuhkannya. Untuk dapat bertahan hidup kadangkala seseorang lebih membutuhkan cerita daripada makanan.” Oleh Barry Lopez, pengarang Arctic Dreams.

Oh, iya! Jangan keluar dulu. Masih ada info yang mau gue sampein.

Buat kalian yang setelah baca blog gue ini ngerasa pusing dan terhipnotis buat baca tulisan-tulisan gue yang lain. Kalian bisa buka Wattpad kalian, yang nggak punya Wattpad silahkan di download dulu. Terus, cari @nulisdod di kolom pencarian dan jangan lupa follow dulu. Di situ gue juga udah mulai nulis cerita pendek yang pendek. Dengan tujuan untuk membuang-buang waktu berharga yang kalian miliki. Hehehe

Sekian dari gue, dan sampai jumpa di Blog-blog gue selanjutnya.

Terima Kasih


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ramadhan #23: Sulit Melupakan (Cerpen)

Ramadhan #20: Orang Asing

2 Tak (Tuyul Sekolah)